Mata Kuliah : Akuntansi Internasional#
Analisis SWOT terhadap Profesi Akuntan (Lulusan Akuntansi di Era Global)
Latar Belakang
Dalam
menghadapi persaingan global, terutama dalam level Asia Tenggara, Indonesia
harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Negara-negara yang tergabung dalam
ASEAN akan memasuki era baru dalam bidang perekonomian, terlebih di area pasar
bebas dengan membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tentunya ini memberikan
tantangan tersendiri bagi akuntan, dan ini akan semakin berat bagi mereka yang
tidak memiliki skill yang memadai. Kemampuan berbahasa asing, kecepatan
mengelola teknologi, dan etos kerja yang tinggi adalah modal soft-skill yang
harus dimiliki untuk menghadapi MEA.
Selain
soft-skill, kemampuan dibidang profesionalpun tidak kalah pentingnya. Seorang
akuntan yang ingin profesinya diakui dalam level ASEAN harus melalui ASEAN
Charter Professional Accountant (ACPA). Jika akuntan Indonesia tidak siap dalam
menghadapi MEA, maka akuntan dari negara lain yang akan datang ke Indonesia.
Terlebih lagi Indonesia memiliki potensi market jasa akuntansi yang sangat
besar. Tentu saja hal ini dapat menggeser kedudukan akuntan Indonesia.
Karena itu ada
beberapa strategi untuk menghadapi MEA, seperti pengembangan profesi akuntansi,
memperkuat regulasi profesi, bekerjasama dengan asosiasi profesi akuntan dari
negara lain, serta bersinergi dengan berbagai pihak yang terkait dengan profesi
akuntansi, seperti praktisi, akademisi, asosiasi, dan regulator. Sedang dalam
hal peningkatan kualitas profesionalisme mencakup peningkatan kualitas
pendidikan akuntansi, sertifikasi profesi akuntansi, standar akuntansi, dan
standar profesi yang sesuai dengan standar internasional.
Analisis
SWOT
A.
Strenght (Kekuatan)
Strenght
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan yang dimiliki oleh
seseorang, organisasi, atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh
positif di masa yang akan datang.
- Gaji seorang akuntan di tahun-tahun pertama berkisar antara 5 hingga 10 juta per bulan.
- · Memiliki integritas yang tinggi
- · Teliti dalam setiap hal
- · Bermental baja
- · Berkomitmen tinggi
- · Terampil dalam bekerja
- · Memiliki jiwa leadership
- · Dapat berkomunikasi dengan baik
B.
Weakness (Kelemahan)
Weakness
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki oleh
seseorang, organisasi, atau sebuah program saat ini yang bisa berpengaruh
negative di masa yang akan datang.
- · Terlalu percaya diri
- · Kurang bisa mendeteksi kesalahan diri sendiri
- · Kurangnya perlindungan hukum bagi setiap akuntan
- · Terkadang ada akuntan yang tidak jujur
- · Belum semua orang dapat mengetahui profesi akuntan
- · Jumlah akuntan di Indonesia terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduknya
C. Opportunity (Peluang)
Opportunity
adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan di luar diri
pribadi, organisasi, atau sebuah program dan memberikan peluang berkembang
dimasa depan.
- · Harus dapat memaksimalkan jumlah lulusan Akuntansi yang ada saat ini agar dapat menjadi Akuntan yang handal & profesional
- · Adanya bisnis UMKM yang belum tersentuh praktik akuntansi yang benar
- · Perkembangan belanja negara dan bisnis membutuhkan akuntan yang lebih banyak
- · Semakin banyaknya akan kebutuhan laporan keuangan yang andal
- · Kurangnya jumlah Akuntan muda, seharusnya dapat menjadi motivasi bagi para lulusan akuntansi
- · Adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dapat menjadi peluang bagi para akuntan profesional untuk Go Internasional
- · Bagi wanita, belum banyak yang menjadi seorang Akuntan, itu bisa menjadi peluang pekerjaan bagi wanita yang menyukai dunia akuntan
D. Threat (Ancaman)
Threat adalah situasi yang merupakan
ancaman atau hambatan yang datang dari luar diri pribadi, organisasi, atau sebuah program dan dapat
mengancam eksistensi dimasa depan.
- · Profesi akuntan publik tampaknya sudah tidak menarik lagi, yang ditandai dengan akuntan publik yang beralih profesi.
- · Belum adanya kesiapan akuntan publik Indonesia dalam menghadapi era pasar global yang ditandai kurangnya penguasaan bahasa asing.
- · Perkembangan profesi akuntan public di Indonesia tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
- · Susahnya untuk menjadi Akuntan
- · Struktur akuntan publik di Indonesia yang berusia di atas 50 tahun mencapai 67%
- · Adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dapat menjadi ancaman bagi akuntan Indonesia yang belum berpengalaman
- · Serta, bagi Akuntan yang bekerja di Indonesia, dengan masuknya akuntan asing seharusnya dapat menunjukan bahwa akuntan Indonesia tidak kalah kualitas bahkan lebih baik dari pada akuntan asing.
Komentar
Posting Komentar